Apakah perceraian boleh?

 

Saya hendak memulai tulisan soal topik PERKAWINAN di mulai dari perbedaan catatan ini..

 

Matius 19:9 (TB)  Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."

 

Mengapa catatan Injil Matius bisa berbeda di bandingkan..

 

Markus 10:11 (TB)  Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu.

 

Lukas 16:18 (TB)  Setiap orang yang menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah."

 

Mengapa Injil Matius memakai kata KECUALI sedangkan Markus dan Lukas tidak mencantumkan.. ??

 

Sehingga menimbulkan 2 kemungkinan..

 

1. Yesus mengatakan kalimat ini namun markus dan lukas tidak mencatat

 

2. Yesus tidak pernah bicara ini namun matius menambahkan kalimat ini

 

Point no 2 saya tidak rekomendasikan karena berbahaya buat keutuhan pemahaman soal Injil

 

Dari perbedaan catatan dari Injil Matius di bandingkan catatan markus dan lukas..

 

Maka ini di jadikan pijakan untuk menggali secara detail Matius 19

 

Siapa yang di hadapi oleh Yesus di Matius 19 itu.. ??

 

Untuk menjawab pertanyaan ini.. perlu pelajaran sejarah supaya ngga salah ketika saat marah

 

Jadi jaman itu orang orang yahudi.. terbagi atas 2 aliran besar yang di pimpin :

 

1. Rabbi hilel

 

Berpendapat bahwa boleh menceraikan istri dengan ALASAN APA SAJA

 

2. Rabbi Shammai

 

Ini lebih ketat dalam mengawasi dan meneliti kitab imamat sehingga berpendapat bahwa perceraian hanya ada 1 perkecualian yaitu zinah berdasarkan Imamat 22 : 13 - 21

 

Sekarang untuk memahami siapa yang di hadapi Yesus maka mari kita melihat dalam Matius 19

 

 Matius 19:3 (TB)  Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"

 

Matius 19:3 (BSD)  Lalu pemimpin-pemimpin agama Yahudi datang untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan berharap supaya Yesus salah menjawab. Mereka bertanya, “Menurut hukum-hukum agama kita, bolehkah orang menceraikan istrinya dengan alasan apa pun?”

 

Perhatikan cara bicara mereka dalam ayat ke 3 itu menunjukan siapa mereka.. aliran mana mereka

 

Ya ini bukan orang sembarangan namun mewakili ajaran Rabbi Hilel yang berpendapat.. boleh cerai dengan alasan apa saja..

 

 

Mengapa 2 aliran besar ini lahir... ??

 

Itu di karena cara mendefinisikan yang berbeda dengan sudut pandang yang berbeda

 

Ini ayat yang menimbulkan perbedaan itu..

 

Ulangan 24:1 (TB)  "Apabila seseorang mengambil seorang perempuan dan menjadi suaminya, dan jika kemudian ia tidak menyukai lagi perempuan itu, sebab didapatinya yang tidak senonoh padanya, lalu ia menulis surat cerai dan menyerahkannya ke tangan perempuan itu, sesudah itu menyuruh dia pergi dari rumahnya,

 

Deuteronomy 24:1 (NKJV)  "When a man takes a wife and marries her, and it happens that she finds no favor in his eyes because he has found some uncleanness in her, and he writes her a certificate of divorce, puts it in her hand, and sends her out of his house,

 

Kalimat.. tidak senonoh ( uncleanness ) ini yang di artikan secara berbeda

 

1. Aliran Rabbi Hilel

 

Berpendapat bahwa tidak senonoh sangat memiliki artian yang sangat luas..

 

Masak ngga enak.. masak gosong.. badan dulu langsing sekarang langsung.. dulu kecantikan nya mengetarkan hati.. sekarang.... ngga berani menuliskan.. dan banyak hal hal semacam ini. Bahkan kemudian saat ketemu orang yang lebih cantik ketimbang istri.. mulai cari alasan apa saja buat mengajukan perceraian

 

Ini di jadikan alasan yang masuk kriteria tidak senonoh

 

 

 

 

2. Aliran Rabbi Shammai

 

Ini lebih seleksi dan tidak mudah percaya dengan tafsiran yang kurang di dasarkan penelitian yang mendalam

 

Maka aliran ini berpendapat bahwa kalimat tidak senonoh di dasarkan pada Zinah ( kejahatan seksual ) yang di atur dan di jabarkan dalam Imamat 22 : 13 - 21

 

Paulus merupakan murid dari Gamaliel.. dan Gamaliel merupakan cucu dari Rabi Shammai

 

Sehingga sedikit banyak pandangan Paulus akan terpengaruh dari pandangan Rabi Shammai

 

Hal ini di buktikan bahwa 1 Korintus 7 ayat 1 - 16 tentang perkawinan namun di sana itu bicara perkawinan pada kondisi normal

 

Bicara soal cabul.. zinah..

 

1 Korintus 6:9 (TB)  Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,

 

1 Corinthians 6:9 (NKJV)  Do you not know that the unrighteous will not inherit the kingdom of God? Do not be deceived. Neither fornicators, nor idolaters, nor adulterers, nor homosexuals, nor sodomites,

 

Jika di bandingkan antara terjemahan Indonesia ( LAI ) dengan terjemahan New King James akan nampak bahwa pandangan Rabi Shammai itu membekas dan membahas dengan teliti dimana orang cabul.. zinah.. orang orang yang punya orientasi seksual yang menyimpang dikatakan TIDAK MENDAPAT TEMPAT dalam kerajaan Allah

 

 

Jadi secara sederhana nampak..

 

Ketika orang akan membahas Matius 19 tidak identik bahwa bahasan itu adalah suatu sarana untuk bicara bahwa CERAI ITU ADALAH HALAL

 

Itu paradigma yang salah 100% karena di dalam Matius 19 itu fokus utama nya adalah membedah makna.. definisi kata ZINAH yang ada di sana

 

Dan Matius 19 tidak bicara gamblang dan blak blak an definisi Zinah itu apa.. ??

 

Tapi kalo memperhatikan bahwa orang orang yang datang untuk mencobai Yesus dengan suatu pertanyaan dan ciri khas pertanyaan itu adalah ciri khas ajaran Rabbi Hilel

 

Maka kita perlu untuk menggali maksud kata Zinah di sana itu apa.. ??

 

Bagian ke empat...

 

Saya mengajak para pembaca untuk melihat kembali Matius 19 ayat 3

 

Matius 19:3 (TB)  Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"

 

Matthew 19:3 (NKJV)  The Pharisees also came to Him, testing Him, and saying to Him, "Is it lawful for a man to divorce his wife for just any reason?"

 

Jadi dalam bahasa sederhana nya.. boleh ngga mengajukan cerai dengan alasan apa saja.. ???

 

 

 

Menilik dari pertanyaan ini.. maka timbul suatu pertanyaan di benak kita. Mana yang lebih berbahaya..

 

1. Orang nya berbahaya

2. Pengajaran yang di usung adalah suatu pengajaran yang berbahaya.

 

Secara pribadi saya mengatakan ini adalah suatu bentuk pengajaran sistematis yang berbahaya

 

Berusaha untuk mengiring orang untuk dengan cara apa aja asalkan tujuan nya tercapai.. dan sesuai dengan hukum.. ( lihat dan bandingkan terjemahan New King James nya )

 

untuk menghadapi pengajaran seperti ini kita harus memahami dulu tujuan dari pertanyaan ini apa.. ??

 

Matius 19:3 (TB)  Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"

 

Jawaban nya sangat sederhana yaitu untuk mencobai dan memanfaatkan kesalahan apapun yang di lakukan saat itu

 

Bagi saya secara pribadi Cara Yesus menjawab adalah dengan mencoba mengiring paradigma orang pada TUJUAN AWAL

 

Matius 19:4 (TB)  Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?

 

Dan menarik nya mulai pada bagian ini.

 

Matius 19:5 (TB)  Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

 

Menarik nya Matius 19:5 ini sama persis dengan Kejadian 2:24

 

Kejadian 2:24 (TB)  Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

 

Dan di tutup dengan satu kalimat penutupan..

 

Matius 19:6 (TB)  Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."

 

Matthew 19:6 (NKJV)  So then, they are no longer two but one flesh. Therefore what God has joined together, let not man separate."

 

Matius 19:6 (TL)  Sehingga mereka itu bukannya lagi dua orang, melainkan sedarah-daging adanya. Sebab itu, yang telah dijodohkan oleh Allah, janganlah diceraikan oleh manusia."

 

Saya mengajak para pembaca fokus memperhatikan kalimat.. Let Not Man Separate ( atau di terjemahkan.. janganlah di pisahkan )

 

Kata jangan lha apakah berbentuk suatu perintah atau himbauan.. ??

 

Ini yang nanti akan kupas dan kita kaji bersama bersama..

 

Mari kita tinggalkan sejenak ayat ke 6 untuk kita melihat ciri khas ke 2 ajaran Rabbi Hilel

 

Matius 19:7 (TB)  Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"

 

Ciri khas ke 2 ini bertanya sambil memanfaatkan celah hukum yang ada yaitu sama seperti ayat 3 cuman beda nya di ayat 7 mereka seolah olah memberikan suatu tantangan untuk Yesus jelaskan.. kalo emang cerai ngga boleh... trus kenapa ada surat cerai.. ???

 

Nah sampe di sini saya perlu untuk merumuskan kembali supaya menarik perhatian kita semua.

 

1. Ajaran yang berbahaya adalah suatu ajaran yang menggunakan cara apa saja untuk mencapai tujuan yang di maksudkan

 

2. Untuk menutupi identitas diri seperti yang di jabarkan dalam point no 1 maka mulai mempertanyakan secara dasar hukum nya

 

Sebenar nya point no 2 ini seolah olah agak mirip menurut saya seperti..

 

Matius 4:6 (TB)  lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." 

 

Jadi dalam bahasa sederhana hukum seolah olah bisa di perkosa sedemikian rupa untuk seolah olah mendukung

 

Dan itu fenomena yang seperti ini khan sering kita temui belakangan ini khan..

 

Pertanyaan berikut nya adalah.. mengapa mereka bisa punya tafsiran yang berbeda terhadap suatu hukum.. ???

 

Matius 19:8 (TB)  Kata Yesus kepada mereka: " Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.

 

Ketegaran hati dalam terjemahan lama di tuliskan sebagai kekerasan hati

 

Bicara soal kekerasan hati saya mencoba membandingkan suatu situasi yang yang memiliki kemiripan secara kriteria.

 

1 Samuel 8:7 (TB)  TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.

 

Secara sederhana dapat dimaknai bahwa suatu pengajaran yang berbahaya adalah suatu pengajaran yang berusaha MEMBENARKAN DALAM SEGALA PERKATAAN

 

Masalah itu apakah tidak sesuai konteks.. tidak sesuai dengan cerita semula.. itu bukan sesuatu hal yang penting di persoalkan bagi ajaran ini

 

Sekarang kita tiba di point yang mendebarkan...

 

Matius 19:9 (TB)  Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."

 

Bagian ke Lima...

 

Sebelum kita membedah lebih jauh..

 

Mari kita mencoba memahami definisi dan makna kata KECUALI dalam Matius 19 ayat 9

 

Saya mencoba menghadirkan suatu pemikiran berdasarkan ayat..

 

Ibrani 9:27 (TB)  Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,

 

Jadi ayat ini berlaku untuk semua manusia dari jaman Adam sampe jaman sekarang.

 

Bahwa manusia hanya di tetapkan buat mati cuman 1x saja

 

Tapi pertanyaan nya begini..

 

Lhoo lazarus yang semula mati.. kemudian di BANGKITKAN oleh Yesus.. kenapa ayat ini tidak berlaku bagi Lazarus.. ???

 

Atau... mengapa ayat yang sama juga tidak berlaku untuk Henokh dan Elia.. ??

 

Kenapa mereka bisa di angkat secara hidup hidup.. ??

 

Dari beberapa kasus yang ada di atas maka dapat dimaknai bahwa suatu aturan berlaku untuk semua orang dan situasi nya sama di hadapan hukum

 

Namun...

 

Ada satu perkecualian yang situasi nya tidak sama sehingga membutuhkan cara penanganan yang berbeda

 

Sama seperti diskusi kita ini belakangan..

 

Yang ingin sama sama mengupas.. menggali.. sudah mengutarakan pendapat.. sudah mengalah.. apakah kemudian situasi nya kemudian berubah.. ??

 

Di sini kita mulai bisa memahami makna kata KECUALI

 

Dan hubungan kata Kecuali ini jika di paksa berhubungan dengan 1 Korintus 7 : 1 - 16

 

Mengapa di katakan demikian.. ??

 

Karena 1 Korintus 7 : 1 - 16 adalah berbicara pada perkawinan pada umum nya atau pada kondisi kebanyakan..

 

Bagaimana jika dengan situasi tidak khusus.. ??

 

Oke dalam hal ini supaya diskusi kita tidak melebar maka kita berfokus pada KATA ZINAH

 

Di sini menarik nya menurut saya..

 

sesuatu yang tidak lazim justru di bicarakan sebelum nya atau di bicarakan status nya di depan

 

1 Korintus 6:9 (TB)  Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit,

 

 

Bagian Ke Enam...

 

Mari kita mulai meneliti dari membandingkan 2 ayat ini yang ada di kitab Injil Matius..

 

Matius 5:32 (TB)  Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.

 

Matthew 5:32 (NKJV)  But I say to you that whoever divorces his wife for any reason except sexual immorality causes her to commit adultery; and whoever marries a woman who is divorced commits adultery.

 

Di bandingkan...

 

Matius 19:9 (TB)  Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."

 

Matthew 19:9 (NKJV)  And I say to you, whoever divorces his wife, except for sexual immorality, and marries another, commits adultery; and whoever marries her who is divorced commits adultery."

 

Apa sebenar nya makna kalimat commits adultery ini.. ??

 

Kata Zinah dalam bahasa indonesia ini menurut saya agak gampang gampang susah menafsirkan nya.

 

Di kalangan masyarakat luas memiliki makna bahwa Zinah adalah suatu ikatan di luar ikatan resmi yang sudah ada

 

Jadi dengan memahami makna dasar definisi zinah secara lengkap dan utuh maka di harapkan kita bisa memiliki keutuhan pandangan dalam memahami definisi.. pengertian dan tahap selanjut nya akan ZINAH

 

1 Korintus 6:16 (TB)  Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging."

 

1 Corinthians 6:16 (NKJV)  Or do you not know that he who is joined to a harlot is one body with her? For "the two," He says, "shall become one flesh."

 

Jadi dari sini kita bisa memahami bahwa zinah lebih bicara soal ikatan

 

Sekarang bagaimana dengan ayat yang paling di banyak di gaung gaukan oleh banyak orang..

 

Maleakhi 2:16 (TB)  Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel — juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!

 

Malachi 2:16 (NKJV)  "For the Lord God of Israel says That He hates divorce, For it covers one's garment with violence," Says the Lord of hosts. "Therefore take heed to your spirit, That you do not deal treacherously."

 

Kebanyakan hanya terfokus pada kalimat He Hates divorce ( Dia Benci pada perceraian )

 

Padahal ada kalimat penutup mengatakan.. take heed to your spirit yang di terjemahkan perhatikan lha roh mu

 

That you do not deal treacherously." yang bila di terjemahkan jangan lha kamu berlaku kecurangan

 

Oke mari kita fokus dulu Apakah Allah benar benar benci pada perceraian.. ??

 

Mari kita membandingkan dengan ayat berikut ini..

 

Yeremia 3:8 (TB)  Dilihatnya, bahwa oleh karena zinahnya Aku telah menceraikan Israel, perempuan murtad itu, dan memberikan kepadanya surat cerai; namun Yehuda, saudaranya perempuan yang tidak setia itu tidak takut, melainkan ia juga pun pergi bersundal.

 

Bagian Ke Tujuh...

 

Mengenal sekilas kebudayaan Yahudi soal Perkawinan..

 

Dalam Budaya Yahudi terdapat 3 jenjang menuju perkawinan.

 

1. Perjodohan yang di mulai sejak balita / anak anak.

 

Jadi ini perjodohan yang dilakukan antar orang tua untuk anak anak mereka.

 

Dalam tahap ini masi di perbolehkan untuk pisah jika kedua anak yang sudah cukup dewasa merasa tidak cukup perasaan.

 

2. Pertunangan yang dilakukan oleh ke dua orang lawan jenis, yang memiliki cukup umur namun belum boleh melakukan hubungan seks dan tahap ini kedua nya bisa disebut sebagai SUAMI ISTRI

 

Matius 1:18 (TB)  Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

 

Matius 1:19 (TB)  Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

 

Pada tahap ini jika salah satu pasangan melakukan suatu tindakan kejahatan seksual maka di perbolehkan untuk melakukan cerai

 

Perhatikan dalam ayat di atas Yusuf menyebut maria sebagai istri dan bukan sebagai tunangan.

 

3. Perkawinan yang sesungguh nya yang tidak ada perbedaan dengan perkawinan di jaman modern.

 

Sekarang kita kembali membandingkan kisah Yusuf dengan Matius 19 ayat 3

 

Jelas terdapat suatu perbedaan kondisi maupun status.

 

Matius 19 ayat 3 dengan jelas menyatakan suatu kondisi bagi perkawinan yang sah secara hukum dan secara taurat.

 

Kisah Yusuf berada pada tahap 2 dalam kebudayaan Yahudi sehingga masi terbuka suatu kesempatan untuk mengajukan cerai.

 

 

Sekarang mari kita mengali definisi kata Zinah di ambil dari Injil Yohanes Pasal 4

 

Dalam Injil Yohanes pasal 4 terdapat suatu bagian menarik untuk menggambarkan apa yang di maksud Adultery ( Perzinahan )

 

Cerita di mulai dari suatu permintaan Yesus untuk meminta wanita samaria untuk membawa suami nya.

 

Yohanes 4:16 (TB)  Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."

 

Yohanes 4:17 (TB)  Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,

 

Ayat 17 menyatakan wanita samaria dengan jujur mengakui bahwa tidak punya suami pada saat sedang ngobrol dengan Yesus saat cerita ini di catat.

 

Jadi pertanyaan sederhana nya adalah.. Lha selama ini yang hidup bareng sama dia itu siapa.. ???

 

Yohanes 4:18 (TB)  sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."

 

Jadi dari sini kita dapat memahami makna kata Adultery itu adalah suatu kondisi dimana seseorang HIDUP dan MENGHIDUPI kondisi dengan suatu pola tertentu yang jelas jelas tidak sesuai dengan aturan yang ada

 

Kebanyakan orang berhenti pada tahap menjatuhkan vonis secara moral berupaya rasa bersalah secara luar biasa pada korban

 

Namun menarik nya di catatan injil yohanes pasal 4 ini Yesus sedang mengiring pemikiran wanita samaria ini menuju suatu perubahan cara berfikir / perubahan paradigma ( Metanoia )

 

Perhatikan mulai ayat 19 wanita ini secara bertahap merubah pemahaman nya mengenai Yesus. Dari sekedar sapaan orang biasa menjadi pemahaman akan nabi

 

Yohanes 4:19 (TB)  Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi.

 

Apakah Yesus berhenti pada tahap ini.. ??

 

Tidakk.. dalam ayat 21 - 24 Yesus terus menarik pemahaman akan wanita samaria ini ke tahap yang lebih tinggi sehingga pemahaman wanita samaria yang semula mengira sekedar nabi di ayat 19 mengalami perubahan cara berfikir di ayat 25

 

Yohanes 4:25 (TB)  Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."

 

Perhatikan.. dia mulai menduga duga.. memprediksi.. perhatikan pertumbuhan paradigma yang semula sekedar tuan meningkat menjadi nabi.. dan sekarang mulai berfikir soal Mesias.

 

Perubahan di mulai dari cara kita berfikir.. perubahan di mulai dari kesadaran kita untuk menyadari bahwa apa yang ada saat ini perlu mengalami perubahan..

 

Ketika pemikiran sudah mengalami perubahan maka perubahan secara fisik hanyalah bicara soal waktu saja.

 

Yohanes 4:29 (TB)  "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"

 

Ayat 29 menyatakan bahwa wanita samaria sudah mulai merubah posisi dari pasif menjadi penyerang aktif yang menyuarakan penting nya perubahan pemikiran akan kebenaran

 

Yohanes 4:39 (TB)  Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat."

 

Yohanes 4:40 (TB)  Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Ia pun tinggal di situ dua hari lamanya.

 

Perhatikan hasil perubahan paradigma yang ada...

 

Yohanes 4:41 (TB)  Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya,

 

Yohanes 4:42 (TB)  dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."

 

Saya berhenti pada bagian ke tujuh ini dengan suatu pertanyaan..

 

Apakah kita hanya akan berhenti pada tahap memberikan rasa bersalah secara moral kepada korban.. ???

 

Lha sementara Yesus saja malahan mengangkat pemikiran korban dalam hal ini sang wanita samaria dari tahap sekedar tuan sampe ke tahap mengakui dan menerima Kristus sebagai Mesias

 

Sampe bagian akhir ke tujuh ini apakah anda bisa memahami message yang coba di sampaikan.. ??

Comments

Popular posts from this blog

Keilahian Yesus Kristus

Bagaimana Seorang Kok Bisa Menjadi Percaya Kepada Kristus ???

Yesus memilih yudas, apakah sedang mengenapi rencana tentang pemilihan UNTUK PENENTUAN BINASA ???