Sekilas Esau Dalam Usaha nya
ESAU, EDOM, DAN
PENYEMBAHAN YHVH
Pernikahan Esau dengan orang Hori dan
Ismael tampaknya
adalah usaha Esau untuk menyenangkan hati Ishak dan Ribka karena pernikahannya
dengan wanita-wanita Het (Kejadian 26:34) mendukakan hati orang tuanya. Sekaligus, ini
adalah usaha Esau untuk memperbaiki nasib setelah mendapat berkat-berkat
'ampas' akibat dicurangi oleh Yakub. Dengan menikah dengan anak dari
Ana pemimpin kaum orang Hori, maka Esau menjadi salah-satu petinggi Seir. Lama kelamaan keturunan Esau menjadi lebih kuat dan dominan
sehingga berhasil menguasai seluruh Seir dan menghilangkan jati-diri orang Hori
di Seir.
Mengacu pada
penjelasan perbauran suku/bangsa diatas, saya ingin mengembangkan lagi
materinya. Saya tarik kebelakang lagi, ke era Abraham. Perbauran keturunan Esau dan orang Seir ini mirip dengan perbauran
orang Midian dan orang Keni. Orang Midian adalah keturunan Abraham dari Ketura.
Sedangkan orang Keni tidak diketahui keturunannya siapa. Seharusnya sebagai
keturunan dari Keturah maka orang-orang Midian ini diarahkan Abraham ke arah
Tanah Timur (Kadmon) tanah yang sama yang merujuk ke tempat Yakub pergi
(Kejadian 29:1) dan wilayahnya Ayub (Ayub 1:3), bukan di dekat Sinai. Membaca
penjelasan ini pasti ada yang mikirkan, kok bisa ada orang Midian di Sinai?
Padahal dalam Kejadian 15:19, tanah orang Keni dibedakan dari tanah orang
Midian. Ini mirip dengan Esau. Sinai dulunya sebenarnya adalah wilayahnya suku Keni,
lalu datang orang Midian dan berbaur
dengan orang Keni. Tapi, beda dengan orang Seir, orang Keni berhasil
mempertahankan jati-diri kesukuan mereka. Suku Keni kemudian dihitung sebagai
salah-satu suku Midian (padahal beda leluhur). Inilah mengapa Yitro disebut orang Midian
tapi anaknya disebut orang Keni, sebab Yitro sebagai orang Keni diangkat menjadi
imam oleh orang Midian dan diberi gelar keimaman 'Rehuel', juga
menikah dengan orang Midian, tetapi putranya tetap membawa jati-diri orang
Keni. Penjelasan ini saya harap bisa membuat dipahami mengapa ada orang Midian yang baik yang
menolong Musa dan mengapa ada yang jahat yang menyerang Israel dijaman
Hakim-hakim. Ini karena mereka beda suku.
Wilayah asli
orang Midian adalah yang diduduki oleh orang Midian yang menyerang orang
Israel, sedangkan
yang berada diwilayah pelarian Musa adalah orang Midian pendatang di wilayah
Keni
Mengacu pada
naskah Mesir, ditengah-tengah Seir hidup suku berbahasa Semit yang menyembah
Yahwa. Ada beberapa kemungkinan:
1) Suku
Shasu Yahwa ini adalah bani Esau yang belum bercampur dengan Seir (sebab
suku Shasu adalah suku semit sedangkan orang Seir adalah orang Hori berbahasa
Ham), yang mana Esau dan beberapa generasi setelahnya masih menyembah YHVH.
Dikemudian hari penyembahan pada Yahwa ini dikacaukan oleh orang Edom menjadi
penyembahan pada dewa dan menamakan Yahwa sebagai dewa Yah (salah-satu dewa
orang Edom). Mereka bertemu dengan orang Israel yang juga menyembah YHWH
sehingga mereka dipuji oleh orang Israel.
2) Ini adalah suku kuno yang memang
menyembah YHVH, mereka terus melestarikannya dan bertemu dengan bangsa Israel
di Mesir yang juga menyembah YHVH sehingga orang Israel kerap memuji mereka
(sebagai penghuni wilayah Edom) dalam syair-syair mereka (Yosua dan Deborah)
sebagai tempat datangnya terang dan YHVH. Bisa jadi mereka inilah yang
mengajarkan tentang YHVH pada Melkisedek, sebab orang Salem sebenarnya
menyembah dewi Syalem.
3) Suku
ini adalah salah-satu keturunan Abraham yang melestarikan penyembahan pada
Tuhan yang benar.
Satu hal
yang paling menarik bagi saya, kisah ekstra-Alkitab tertua tentang YHWH, Tuhan
bangsa Israel, ditemukan dalam teks hieroglif Mesir. Referensi YHVH ini berasal
dari dinasti ke-18 dan ditemukan di Soleb, sebuah kuil yang dibangun oleh
Amenhotep III sekitar tahun 1400 SM dan didedikasikan untuk dewa Amun-Ra (Aling
dan Billington, 2009). Kuil ini terletak di Sudan dan berisi sekelompok teks
yang berbunyi “t3 Sh3sw of X” atau “Tanah Shasu dari X,” di mana “X” biasanya
adalah sebuah tempat (Aling dan Billington, 2009). Teks-teks ini didedikasikan
untuk menceritakan kembali dominasi Amenhotep III atas bangsa asing. Salah satu
teks ini berbunyi "t3 sh3sw yhwꜣw " atau "Tanah Shasu
Yahwa" (Aling dan Billington, 2009). Suku Shasu adalah pengembara ternak
berbahasa Semit di Levant/Kanaan Selatan dari akhir Zaman Perunggu hingga Zaman
Besi Awal atau Periode Menengah Ketiga Mesir. Mereka diorganisir dalam klan di
bawah pimpinan seorang kepala suku, dan digambarkan sebagai perampok yang aktif
dari Lembah Yizreel hingga Askelon dan Sinai. Referensi paling awal yang
diketahui tentang Shasu muncul dalam daftar orang-orang abad ke-15 SM di
wilayah Transyordania. Nama tersebut muncul dalam daftar musuh Mesir yang
tertulis di dasar kolom di kuil Soleb yang dibangun oleh Amenhotep III. Pada
salinan prasasti kolom abad ke-13 SM yang dipesan oleh Seti I atau oleh Ramses
II di Amarah-Barat, enam kelompok Shasu disebutkan: Shasu dari S'rr, Shasu dari
Rbn, Shasu dari Sm't, Shasu dari Wrbr, Shasu dari Yhw, dan Shasu dari Pysps.
Ada kemungkinan bahwa “YHVH” dalam teks-teks ini mengacu pada nama tempat
ketimbang nama Tuhan Israel. Namun, jikapun ini benar, akan terlalu kebetulan
jika tempat ini tidak dinamai menurut “YHVH” bangsa Israel (Aling dan
Billington, 2009) terlebih lagi jika penanggalan tulisan ini berasal dari
dinasti ke-18, dinasti yang kerap dihubungkan dengan masa Eksodus, karena itu
mendahului masa kehidupan Ramses II, dan jika benar Ramses II adalah firaun
eksodus maka penyembahan pada YHVH yang telah dilakukan sebelum tahun
kehidupannya menunjukan bahwa orang Israel telah memiliki identitas sebagai
suatu bangsa dan mereka tetap mengenal nama YHVH secara turun-temurun dari
leluhur mereka sebelumnya.
Jika,
“Yahwa” disini adalah toponim Mesir untuk YHVH dan jika orang Shasu dari
wilayah Edom di Pegunungan Seir ini benar-benar menyembah YHVH sehingga
tanahnya disebut “Tanah Shasu Yahwa” maka ini selaras dengan narasi Ulangan
33:2a, yang menceritakan Musa memberkati orang Israel untuk terakhir kali, yang
berbunyi:
“TUHAN datang dari
Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir..”
Bahkan,
narasi serupa diulangi juga dalam Hakim-hakim 5:4, yang berbunyi
“TUHAN, ketika Engkau
bergerak dari Seir, ketika Engkau melangkah maju dari daerah Edom,
bergoncanglah bumi, tirislah juga langit”
Kedua narasi
ini menunjukan bahwa YHVH telah dikenal di Edom dan selaras dengan tulisan
terkait suku Shasu yang tinggal di Edom, sehingga tersirat bahwa baik suku
Shasu dan bangsa Edom sama-sama telah mengenal YHVH sebab tinggal dari wilayah
yang sama. Beberapa sejarawan meyakini ritus pada YHVH dimulai dari Edom sebab
bangsa ini memiliki dewa yang bernama Yah. Tetapi, saya meyakini bahwa ritus
penyembahan pada YHWH oleh orang Israel setidaknya dimulai oleh Abraham, sebab
ada jarak kevakuman catatan tentang penyembahan pada YHVH antara Nuh dengan
Abraham, yang kemudian dia turunkan pada anaknya, Ishak, dan diikuti oleh
cucu-cucunya, Esau dan Yakub. Yakub menurunkan ritus penyembahan YHVH pada
anak-anaknya hingga kemudian ritus ini dikenal oleh orang Israel, sedangkan
Esau, walau dianggap sebagai seorang yang sering lalai, juga tetap menyembah
YHVH dan menurunkannya pada para keturunannya sebelum mereka berbaur dengan
orang Seir yang kemudian ritus ini diterapkan juga oleh orang Shasu yang lalu
memperkenalkan nama ini pada orang Mesir.
Warisan
penyembahan YHVH dari Esau pada keturunannya ini diketahui oleh Para Bapa Leluhur
yang kemudian melestarikannya dalam tradisi tutur sebelum Pentateukh dibuat,
dan tetap diingat oleh Musa dan Deborah dalam berkat dan nyanyian mereka.
Dikemudian hari keturunan Esau yang telah berbaur dengan orang Seir dan menjadi
bangsa Edom, menyimpang dari penyembahan pada YHVH dengan menyembah dewa-dewa
lain dan ritus pada YHVH mereka simpan dalam wujud dewa Yah. Jika hipotesis ini
benar maka firaun jaman eksodus sebenarnya telah mengetahui tentang siapa Tuhan
orang Israel yang dibicarakan oleh Musa, dan pengetahuannya akan TUHAN bukannya
membuatnya memiliki rasa hormat seperti yang dilakukan oleh firaun era Abraham,
Ishak, dan Yusuf, malahan bersikap keras-kepala dan bebal serta menganggap
remeh firman Tuhan, oleh karena tinggi-hatinya pada Tuhan padahal dia tahu
tentang YHVH maka sejak awal TUHAN memutuskan hukuman terberat untuknya,
mengeraskan hatinya (Keluaran 4:21). Hipotesis ini juga bisa menjelaskan
mengapa orang Israel dengan mudah yakin pada nama TUHAN yang dibawa oleh Musa
(Keluaran 3:14-15) sebab sedari awal mereka mengetahui siapa Allah nenek-moyang
mereka.
Semua ini
artinya, jaman itu sangat wajar jika Abraham, Ishak dan Yakub sudah tahu dan
menyembah YHVH”.
_________
Disusun oleh Devy
Ransun
Comments
Post a Comment