Bagaimana kita meyakini bahwa Yesus adalah Allah Sejati dan Bagaimana Kita Mengaplikasikan Dalam Kehidupan Sesama ???

 

Bagaimana kita meyakini bahwa Yesus adalah Allah Sejati dan Bagaimana Kita Mengampilaksikan Dalam Kehidupan Sesama ???

 

Kita mulai dahulu dengan sebuah pemikiran dari pertanyaan kuno yaitu Apakah Yesus adalah Allah.. ??? di mana bagian dari text yang menyatakan hal ini.. ???

 

NET  John 17:5 And now, Father, glorify me at your side with the glory I had with you before the world was created. (Joh 17:5 NET)

NIV  John 17:5 And now, Father, glorify me in your presence with the glory I had with you before the world began.

 (Joh 17:5 NIV)

NRS  John 17:5 So now, Father, glorify me in your own presence with the glory that I had in your presence before the world existed.

RSV  John 17:5 and now, Father, glorify thou me in thy own presence with the glory which I had with thee before the world was made.

 

BGT  John 17:5 καὶ νῦν δόξασόν με σύ, πάτερ, παρὰ σεαυτῷ τῇ δόξῃ ᾗ εἶχον πρὸ τοῦ τὸν κόσμον εἶναι παρὰ σοί.

BYZ  John 17:5 Καὶ νῦν δόξασόν με σύ, πάτερ, παρὰ σεαυτῷ τῇ δόξῃ ᾗ εἶχον πρὸ τοῦ τὸν κόσμον εἶναι παρὰ σοί.

 

Saya sengaja menghadirkan beberapa terjemahan untuk melihat perbandingan antara text Yunani di bandingkan dengan beberapa terjemahan English yang saya anggap paling mendekati.

 

Saya memilih dengan tujuan supaya halaman ini tidak di penuhi dengan perbandingan terjemahan..

 

Kalo and baca John 17 : 5 terdapat kalimat πρὸ τοῦ τὸν κόσμον yang di terjemahkan sebagai before the world was made / existed / began / was created.

 

Arti nya… ini adalah pengakuan langsung dalam kesadaran penuh dari Yesus mengenai ada suatu masa.. yaitu minus tidak terhingga.. sebelum penciptaan di mulai.

 

Di dalam minus tidak terhingga itu.. dalam kekekalan ternyata.. ada kalimat με σύ, πάτερ dimana ada 1 PRIBADI berdiri di depan PRIBADI yang lain. Maka nya saya membedakan kata με menunjuk kepada Yesus ( dalam warna biru tua ) dan kata πάτερ menunjuk kepada BAPA ( Father ) dalam warna biru yang lebih muda.

 

Jadi dari text John 17 : 5 ini menjawab dengan tuntas bagaimana omongan Yesus itu adalah sekedar ciptaan ???

sementara DIA ( PUTRA ) menyadari.. ingat.. bahwa di dalam minus kekekalan DIA sudah ada… ini belum masuk masa penciptaan lhoo ya… jangan pura pura ngga ingat… jangan bahas ke hal yang lain dulu…

 

Jadi kita bisa melihat bahwa dalam minus tidak terhingga… di dalam kekekalan ternyata ada 2 keberadaan.

 

Sekarang kita akan mulai bicara bagaimana dengan pernyataan bahwa Allah tidak beranak dan Allah tidak pernah di peranakan sama sekali…

 

Ingat saya tetap membedakan warna di mana BIRU yang lebih muda menunjuk kepada PRIBADI Allah yang tidak pernah di peranakan

 

Tetapi saya juga menggunakan warna BIRU yang lebih tua untuk menunjuk kepada satu satu nya PRIBADI Allah yang di peranakan.

 

 

ASV  John 1:18 No man hath seen God at any time; the only begotten Son, who is in the bosom of the Father, he hath declared him.

KJV  John 1:18 No man hath seen God at any time; the only begotten Son, which is in the bosom of the Father, he hath declared him.

MRD  John 1:18 No man hath ever seen God; the only begotten God, he who is in the bosom of his Father, he hath declared [him].

NAS  John 1:18 No man has seen God at any time; the only begotten God, who is in the bosom of the Father, He has explained Him.

 

BGT  John 1:18 Θεὸν ( God ) οὐδεὶς ἑώρακεν πώποτε· μονογενὴς ( only begooten ) θεὸς ( God ) ὁ ὢν εἰς τὸν κόλπον τοῦ πατρὸς ἐκεῖνος ἐξηγήσατο.

 BYZ  John 1:18 Θεὸν ( God ) οὐδεὶς ἑώρακεν πώποτε· ὁ μονογενὴς ( only begooten ) υἱός, ( son )ὁ ὢν εἰς τὸν κόλπον τοῦ πατρός, ἐκεῖνος ἐξηγήσατο.

 

Justru terjemahan NIV dalam hal ini saya menilai paling kacau dalam menterjemahkan…

 

 NIV  John 1:18 No one has ever seen God, but God the One and Only,, who is at the Father's side, has made him known.

 Saya tidak paham bagaimana otak nya orang NIV dalam menuliskan kalimat God the One and Only tapi kalimat depan nya dia seolah olah kayak ngga sadar ada memakai kata God.

 

 Jadi kalo kita mengacu kepada John 1 : 18 kita bisa melihat bahwa ada Allah yang tidak pernah di peranakan dan ada satu satu nya Allah yang di peranakan.

 

Dari penjabaran 2 point di atas kita bisa mulai memahami bahwa Allah adalah model yang sangat sempurna untuk segala sesuatu yang akan DIA ciptakan…

 

Dan ini berkaitan dengan perintah pertama yang Allah berikan kepada manusia yaitu :

 

Gen 1:27  Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 

Gen 1:28  Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

 

Jadi perintah Allah dapat di bagi berdasarkan sifat perintah itu menjadi 3 bagian :

1.    1. Beranak cucu dan bertambah banyak

2.     2. Dengan bertambah banyak maka itu punya tujuan untuk MEMENUHI bumi

3.    3. Untuk MENAKLUKAN dan MENGUASAI

 

Lalu yang menjadi pikiran kita saat ini jika Allah adalah model segala sesuatu termasuk itu adalah KELUARGA

 

Lalu pertanyaan nya adalah Apakah DIA mengerti akan rasa nya jadi seorang ANAK yang harus menundukan diri Nya… ???


“The eternal generation of the Son”:

·        Definisi dari doktrin ini :

*       Hal ini adalah suatu tindakan yang tidak bisa tak dilaku­kan oleh  Allah (It is a necessary act of God).

 

*       Ini merupakan tindakan kekal dari Allah.

Dengan kata lain, hal ini bukanlah sesuatu yang dilakukan oleh Allah Bapa di masa yang lalu, tetapi merupakan tindakan yang dilakukan secara terus-menerus.

Herman Bavinck: “It is not to be regarded as having been complet­ed once for all in the past, but it is an act eternal and immutable, eternally finished yet continuing forevermore. As it is natural for the sun to give light and for the fountain to pour forth water, so it is natural for the father to generate the Son” (= Hal itu tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang telah diselesaikan sekali dan selamanya pada waktu lampau, tetapi merupakan suatu tindakan yang kekal dan abadi, diselesaikan secara kekal tetapi berlangsung selama-lamanya. Sebagaimana adalah alamiah bagi matahari untuk memberikan sinar dan bagi mata air untuk mengeluarkan air, begitu pula adalah alamiah bagi Bapa untuk memperanakkan Anak) -’The Doctrine of God’, hal 309.

 

Illustrasi / analogi yang dipakai oleh Bavinck di sini adalah sangat penting. ‘Bapa memperanakkan Anak’ merupakan suatu tinda­kan yang sudah selesai, tetapi terus berlangsung secara kekal. Analoginya adalah matahari yang memancarkan sinarnya. Matahari itu sudah selesai memancarkan sinarnya, tetapi hal itu tetap berlangsung terus menerus. Dengan analogi ini terlihat bahwa sama seperti kita tidak bisa mengatakan bahwa matahari itu ada lebih dulu dari sinarnya ( ingat bahwa matahari tanpa sinar tidak bisa disebut sebagai matahari!), maka kitapun tidak bisa mengatakan bahwa Bapa itu lebih kekal dari pada Anak.

 

William G. T. Shedd mengutip kata-kata Turrettin: “‘The Father,’ says Turrettin, ‘does not generate the Son either as previously existing, for in this case there would be no need of generation; nor as not yet existing, for in this case the Son would not be eternal; but as coexisting, because he is from eternity in the Godhead’” (= ‘Bapa’, kata Turretin, ‘tidak memperanakkan Anak seakan-akan Anak itu sudah ada sebelumnya, karena kalau begitu maka tidak diperlukan tindakan memperanakkan itu; juga tidak seakan-akan Anak itu belum ada, karena kalau begitu maka Anak itu tidak kekal; tetapi sebagai ada bersama-sama, karena Ia ada dalam diri Allah sejak kekekalan’) - ‘Shedd’s Dogmatic Theology’, vol I, hal 293-294.

 

Dari penjelasan-penjelasan ini terlihat bahwa sekalipun Yesus memang betul-betul diperanakkan oleh Bapa, Ia tetap sama kekalnya dengan Bapa. Jadi doktrin ini memang disusun sedemikian rupa sehingga melindungi kekekalan Anak, dan dengan demikian juga melindungi keilahian Anak.

 

*       Hal ini merupakan kelahiran / generation dari pribadi, bukan hakekat Anak Allah.

Louis Berkhof: “It is better to say that the Father generates the personal subsistence of the Son, but thereby also communicates to Him the divine essence in its entirety. But in doing this we should guard against the idea that the Father  first generated a second person, and then communicated the divine essence to this person, for that would lead to the conclusion that the Son was not generated out of the divine essence but created out of nothing. In the work of generation there was a communication of essence; it was one indivisible act” (= Lebih baik untuk mengatakan bahwa Bapa memperanakkan keberadaan pribadi dari Anak, tetapi dengan demikian juga memberikan kepadaNya seluruh hakekat ilahi. Tetapi dalam melakukan ini kita harus waspada terhadap gagasan bahwa Bapa mula-mula memperanakkan pribadi yang kedua, dan lalu memberikan hakekat ilahi kepada pribadi ini, karena itu akan membawa pada kesimpulan bahwa Anak bukan diperanakkan dari hakekat ilahi tetapi diciptakan dari ‘tidak ada’. Dalam pekerjaan memperanakkan ada pemberian hakekat; itu adalah satu tindakan yang tidak terpisahkan) - ‘Systematic Theology’, hal 93,94.

 

Communication of essence’ ini menyebabkan Anak mempunyai  hidup dari diriNya sendiri (Yoh 5:26).

 

Catatan: kata bahasa Inggris ‘communication’ berasal dari kata bahasa Latin ‘Communicatio’. Dalam bahasa Yunani istilah Communicatio ini diterjemahkan dengan istilah KOINONIA.

Dan kata Yunani KOINONIA bisa berarti:

1.     fellowship (= persekutuan).

2.     a close mutual relationship (= hubungan timbal balik yang dekat).

3.     participation (= partisipasi).

4.     sharing in (= sama-sama menikmati / memiliki).

5.     partnership (= persekutuan).

6.     contribution (= sumbangan).

7.     gift (= pemberian).

Dalam kontext ini kelihatannya yang harus ditekankan adalah arti ke 4 dan ke 7. Jadi, kalau dikatakan bahwa Bapa melakukan ‘communication of essence’ kepada Anak, maka itu berarti Bapa memberikan essence / hakekat kepada Anak, atau Bapa dan Anak sama-sama memiliki essence / hakekat itu.

 

*       Hal ini bersifat rohani dan illahi.

Louis Berkhoff: “This generation must not be conceived in a physical and creaturely way, but should be regarded as spiritual and divine, excluding all idea of division or change” (= Tindakan memperanakkan ini tidak boleh dipahami / dibayangkan secara fisik dan bersifat ciptaan, tetapi harus dianggap sebagai rohani dan ilahi, membuang semua gagasan tentang perpecahan atau perubahan) - ‘Systematic Theology’, hal 94.

 

Catatan: keempat definisi di atas ini kelihatannya diberikan begitu saja tanpa dasar Kitab Suci, tetapi saya berpendapat bahwa dasarnya sebe-tulnya ada. Dalam menyusun definisi-definisi itu, para ahli theologia mem-perhatikan beberapa hal ( yang jelas merupakan ajaran Kitab Suci) yang tidak boleh dilanggar, yaitu:

·        Anak adalah Allah, dan harus bersifat kekal, dan bahkan sama kekal-nya dengan Bapa.

·        Allah tidak bisa berubah.

 

·        Dasar Kitab Suci dari “Eternal generation of the Son”:

*       Sebutan ‘Bapa’ dan ‘Anak’ menunjukkan bahwa Bapa mempera­nakkan Anak.

*       Sebutan ‘Anak Tunggal / the only begotten’ bagi Anak Allah (Yoh 1:14,18  3:16,18  I Yoh 4:9).

*       Sebutan ‘firstborn / sulung’ bagi Anak Allah (Kol 1:15 Ibr 1:6).

*       Kitab Suci berkata bahwa Allah Bapa ‘memberikan’ Allah Anak untuk mempunyai hidup dalam diriNya sendiri (Yoh 5:26 bdk. Yoh 6:57).

 

·        Pandangan yang menentang doktrin ini :

Loraine Boettner berkata bahwa ayat-ayat seperti Yoh 5:26 Ibr 1:3 Yoh 3:16, tidak mengajarkan doktrin ini. Tujuan utama dari ayat itu dan dari ayat-ayat lain yang serupa adalah mengajarkan bahwa :

*       Kristus berhubungan secara intim dengan Bapa.

*       Anak sama dengan Bapa dalam kuasa, kemuliaan dan ‘nature’.

*       Anak adalah Allah sepenuhnya.

Boettner juga berkata bahwa rupa-rupanya pandangannya juga merupakan pandangan John Calvin, karena pada bagian terakhir dari pasalnya tentang Tritunggal, Calvin berkata: “But Studying the edification of the church, I have thought it better not to touch upon many things, which unnecessarily burdensome to the reader, without yielding him any profit. For to what purpose is it to dispute whether the Father is always begetting? For it is foolish to imagine a continual act of regeneration, since it is evident that three Persons have subsisted in God from all eternity” (= Tetapi mempelajari pendidikan Gereja, saya berpikir lebih baik tidak menyentuh banyak hal, yang secara tidak perlu memberatkan pembaca tanpa memberikan keuntungan / manfaat apapun kepadanya. Karena apa tujuannya memperdebatkan apakah Bapa itu terus memperanakkan? Karena adalah bodoh untuk membayangkan suatu tindakan melahirkan yang terus menerus, karena adalah jelas bahwa tiga Pribadi terus ada dalam Allah dari kekekalan) - Loraine Boettner, ‘Studies in Theology’, hal 122 (ini dikutip oleh Loraine Boettner dari ‘Insitutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XIII, No 29).

 

Tetapi dalam bagian sebelumnya Calvin berkata: “... and we must not seek in eternity a before or an after, nevertheless the observance of an order is not meaningless or superfluous, when the Father is thought of as first, then from him the Son, and finally from both the Spirit. ... For this reason, the Son is said to come forth from the Father alone; the Spirit, from the Father and the Son at the same time” (= ... dan kita tidak boleh mencari sebelum atau sesudah dalam kekekalan, meskipun demikian pengamatan tentang suatu urut-urutan bukanlah tanpa arti ataupun berlebihan, ketika Bapa dianggap sebagai yang pertama, lalu dari Dia Anak, dan akhirnya dari keduanya Roh. ... Karena itu, Anak dikatakan muncul / lahir dari Bapa saja; Roh, dari Bapa dan Anak pada saat yang sama) - ‘Insitutes of the Christian Religion’, Book I, Chapter XIII, No 18.


Karena Video The Eternal Of The Son masi bermasalah… maka saya akan mencoba menghadirkan 1 video lain tentang bagaimana Pemahaman akan ANAK ini berdampak kepada hubungan dengan sesama.. ??

Silahkan di perhatikan video berikut ini…





Dalam video ini memperlihatkan bagaimana seorang ibu hendak menjual kalung perhiasaan milik nya hanya demi 1 tujuan supaya bisa ada uang untuk membeli segala suatu yang menjadi kebutuhan mendasar buat anak nya bisa tetap makan dan bertahan hidup.

Berarti… sang ibu dengan segala kesadaran nya dia memilih untuk mengalah dan menyerahkan apa yang berharga dan memiliki kenangan di dalam hidup nya demi 1 tujuan lebih besar yaitu supaya ada makanan buat sang anak tetap bisa makan dan bertahan hidup.

 

Dan Reaksi yang di berikan oleh sang penjual tersebut ia memberikan sejumlah uang senilai hasil pemeriksaan nya terhadap nilai tafsiran dia terhadap harga kalung itu. Kemudian penjual memberikan uang dan sebuah kesempatan terakhir bagi sang ibu untuk memegang kalung tersebut… bagaimana sang ibu memegang kalung itu menunjukan bahwa kalung itu memiliki kenangan yang tidak bisa di nilai dengan uang.


Tetapi karena kondisi yang tidak memungkin dan tidak ada nya pilihan apapun maka ibu tersebut dengan terpaksa menempuh jalan ini.

Ibu itu menjual kalung untuk mendapatkan sejumlah uang sesuai apa yang menjadi kebutuhan dia dan anak nya buat makanan.


Dan penjual tersebut memilih untuk memberikan lagi kalung nya.. dan uang nya tetap di berikan kepada ibu itu… penjual itu memberi dalam segala kedaulatan nya.. serta kapasitas nya untuk memberi.





Kita bisa memberi karena kita memahami bagaimana model orang tua yang baik dengan memahami doktrin Allah yang benar..

 

2Co 3:2  Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.

2Co 3:3  Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.


 


Maka kita tiba di 1 pertanyaan akhir malam ini…

 

Apakah kita ini yakin sudah bertobat dengan benar… ??? atau kita sendiri sebenar nya meragukan pertobatan kita.. ???

Sebab kita ini
adalah surat Kristus yang dapat dibaca oleh semua orang tetapi kita hidup hanya perduli sama kehidupan kita sendiri tanpa mau liat bagaimana orang mencari hidup… ??? dan ngga mau ambil pusing sama dia punya kesulitan.. ???

Ingat lha… Ibu itu meminta sesuai dengan kebutuhan nya dan penjual itu memberi dalam segala kedaulatan Nya

Lalu kita cuek dan ngga mau ambil pusing dalam segala ego yang kita miliki… ???







Comments

Popular posts from this blog

Keilahian Yesus Kristus

Bagaimana Seorang Kok Bisa Menjadi Percaya Kepada Kristus ???

Yesus memilih yudas, apakah sedang mengenapi rencana tentang pemilihan UNTUK PENENTUAN BINASA ???