KENOSIS ( Teori Pengosongan Diri )
Kenosis [= Teori
pengosongan diri ]
Selanjutnya,dalam membahas
ketidak-berubahan LOGOS baik dalam hakekat,sifat, maupun kegiatanNya pada
saatberinkarnasi ini, kita perlu membahassuatu ajaran yangdisebut Teori
Kenosis [= teori pengosongan diri]. Teori Kenosis ini
merupakan suatu ajaran yang
sangat populer,tetapi salah / sesat,
Teori Kenosis ini,
yang didasarkan pada Fil 2:6-7,mengatakan bahwa Anak Allah mengesampingkan / membuang
sebagian / seluruh sifat-sifat ilahiNya supaya Ia bisa menjadi manusia yang
terbatas (Contoh: Mat 24:36 menunjukkanYesus tidak maha tahu).
Fil 2:6-7- “(6) yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7)
melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”.
a) Yesus adalah Allah dan karena itu Ia
tidak bisa berubah.
Maz 102:26-28- “(26)Dahulu sudah Kauletakkan dasarbumi,
dan langit adalah buatan tanganMu. (27)Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau
tetap ada,dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian,seperti jubah
Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah; (28) tetapi
Engkau tetap sama,dan tahun-tahunMu tidak berkesudahan.”.
Lenski:“To withdraw even one attribute fromGod is to
destroy God. The God who, for instance, is no longer
omnipotent, is no longer God.” [= Menarik /mengambil bahkan satu sifat dari Allah berarti menghancurkan Allah. Allah yang, sebagai contoh,tidak lagi mahakuasa, bukanlah Allah lagi.]- hal 772.
b) Kalau
Teori Kenosis itu benar, maka
pada saat Yesus menjadi manusia,Allah
Tritunggal bubar!
c) Kalau Teori Kenosis itu benar, maka Kristus bukanlah sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia! Ia hanya manusia biasa, tanpa keilahian! Dan kalau ini benar,maka Ia tak bisa menjadi Pengantara antara Allah dan manusia dan penebusanNya tidak bisa mempunyai nilai yang tidak terbatas.
Calvin: “Christ,indeed, could not divest himself ofGodhead; but he kept it concealed for atime, that it might not be seen, under the weakness of the flesh. Hence, he laid aside his glory in the view of men, not by lessening it, but byconcealing it.” [= Kristus tidak bisa melepaskan dirinya sendiri dari keilahianNya; tetapi menyembunyikannyauntuk sementara waktu, supaya tak kelihatan, di bawah kelemahan daging. Jadi, Ia mengesampingkankemuliaanNya dalam pandangan manusia, bukan dengan menguranginya, tetapi dengan menyembunyikannya.].
Herman Hoeksema: “This does not mean that the Son of God temporarily laid aside the divine nature, in order toexchange it with the human nature. This would beimpossible, for the divine nature is unchangeable. ... But it certainly means that He entered into the state of man in such a way that before man His divine glory and majesty washid, although even in the state of humiliation it flashedout occasionally, as,for instance, in the performance of Hiswonders.” [= Ini tidak berarti bahwa Anak Allah untuk sementara waktu mengesampingkan hakekat ilahi, untuk menukarnya dengan hakekat manusia. Ini mustahil,karena hakekat ilahi tidak bisa berubah. ... Tetapi itu berarti bahwa Ia masuk kedalam keadaan manusia sedemikian rupa sehingga didepan manusia kemuliaan dan keagungan ilahiNya tersembunyi, sekalipun bahkan dalam saat perendahan pun itu kadang-kadang memancarkeluar, sepertimisalnya dalam pelaksanaan / pertunjukan keajaiban-keajaiban /mujijat-mujijatNya.] -‘ReformedDogmatics’, hal 399.
A.T. Robertson:“ Of what did Christ emptyhimself? Not ofhis divine nature. That was impossible. He continued to be the Son of God.” [= Tentang apa Kristus mengosongkan diriNya sendiri? Bukan tentang hakekat ilahiNya. Itu mustahil. Ia terus adalah Anak Allah.].
Comments
Post a Comment