KESAKSIAN : Aku Berdiri Di Tengah Badai
Aku Akan Berdiri Di Tengah Badai
Dalam Kekuataan Yang Engkau Berikan
Saya akan memulai cerita kesaksian saya ini
sebagai berikut ini :
Selama bulan Pertengahan Mei sampe Akhir Juni
2025, beberapa kali saya masuk ke IGD dengan keluhan asam lambung yang
meningkat secara drastic..
Biasa nya ketika asam lambung naik.. saya
sudah terbiasa dengan cara memuntahkan sebanyak mungkin isi lambung.. dengan
tujuan supaya jumlah asam yang ada di lambung juga berkurang secara drastis..
walaupun di barengi dengan konsekuensi semua makanan yang telah di konsumsi
juga ikut keluar.. biasa nya kemudian minum obat obat pasaran macam milanta..
lanzoprazol itu akan sangat membantu sekali..
Biasa nya…
Namun ketika hari minggu tanggal 29 Juni 2025,
saya ketika akan terbang dari BERAU – Kalimantan Timur, saya tiba di airport
sekitar jam 4 sore waktu setempat.. saya sudah merasakan bahwa kondisi perut
sakit sudah ngga enak, dan Airport saat itu masi sangat sepi sehingga saya
memilih untuk tidur setelah konsumsi obat sekelas Nexium 40 mg
Ketika kegiataan airport sudah di mulai
sekitar jam 5 waktu setempat.. saya sempat boarding kemudian mengurus segala
barang di bagasi.. kemudian ikuti prosedur boarding pada umum nya.. namun
sekitar jam 05.30 pm saya sudah ngga tahan untuk keluar buat muntah di toilet
ketika saya naik ke pesawat sekitar jam 06.30 pm, ngga lama saya di bangku
penumpang, saya juga memutuskan buat ke toilet pesawat buat muntah buat yang ke
2x nya..
Pramugari sempat memperhatikan saya dan
sedikit memberikan ancaman untuk tidak ikut terbang sebab penerbangan Berau –
Surabaya mencapai 2 jam tapi saya memutuskan buat kembali ke Surabaya, dengan
pertimbangan kondisi Rumah Sakit di Surabaya tentu jauh lebih lengkap dan
memadai ketimbang yang ada di Kalimantan Timur.
Tidak lama.. saya kembali ke toilet buat muntah untuk ke 3x nya, dan lagi lagi
pramugari sedikit memberikan ancaman untuk mempertimbangkan ulang dengan alasan
tidak membahayakan nyawa selama penerbangan
Walaupun saya pikir… semakin lama saya berada di Kalimantan, saya justru merasa
tidak aman dengan mempertimbangkan peralatan medis yang ada
Ketika tiba di Surabaya sekitar jam 09.30 pm,
saya masi harus menunggu proses bagasi selesai.. dan untuk nya setelah menunggu
cukup lama dengan kesakitan yang luar biasa akhir nya saya bisa tiba di rumah
sekitar jam 10.30 pm
Sekitar jam 11.30 pm saya kembali muntah setelah konsumsi BARAKSIDIN yang
sebenar nya obat golongan keras dengan sifat menenangkan.. tubuh saya juga
mulai menunjukan demam.. keringat dingin serta pernafasan yang mulai berantakan
Saya memutuskan naek GRAB untuk tiba di IGD Mitra Keluarga..
Singkat Cerita…
Setelah Pemeriksaan Senin di periksa dengan
USG menyatakan temuan awal ada nya batu empedu.. kemudian di lanjutkan dengan
Selasa Pemeriksaan MRCP yang mendapatkan informasi akurat di saluran mana yang
sebenar nya mengalami peradangan hebat..
Rabu 2 Juli 2025 saya menjalani operasi batu
empedu jam 7 pagi.. ada perasaan kacau.. takut… tetapi sebagai seorang reformed
saya berdoa.. Saya
meletakan segala hidupku ke dalam kedaulatan kuasa Mu yang besar dan kuat..
Kalo aku boleh sampe di Surabaya hari ini dan mulai proses operasi ini maka aku
serahkan segala hasil akhir nya ke dalam kedaulatan kuasa Mu ya Tuhan..
termasuk kantong empedu isa di selamatkan atau ngga.. aku ngga tau..
Dan hasil nya adalah kantong
empedu saya harus di ambil sama dokter…
Hal yang sebenar nya saya ingin bagikan adalah…
Saya
secara pribadi teringat sama lirik lagu…
Ku kan berdiri di tengan badai
dalam kekuataan yang Engkau berikan
sampe kapan pun ku khan bertahan
sisa nya saya juga ngga
ingat….
Link Lagu tersebut ada di https://www.youtube.com/watch?v=itWpqavx0Zo
Tetapi
apa yang bisa saya petik dalam peristiwa ini adalah :
Bahwa segala sesuatu bisa terjadi di dalam
hidup kita, dalam badai luar biasa.. sesuai lagu itu bilang… kita akan berdiri
di dalam badai.. itu bukan karena kekuataan kita secara pribadi sebenar nya (
dan hal ini yang menurut saya merupakan kesalahan pengajaran kharismatik ),
kita bisa berdiri di dalam badai tidak
lain karena memang Allah sudah tetapkan kita untuk berdiri..
Dan saat Allah menetapkan kita untuk bisa
berdiri.. maka IA akan membuat 1 jalan buat bantu kita untuk bisa berdiri di
dalam ketetapan Nya..
Masalah kita bisa berdiri sambil kita mati matian memegang celana supaya ngga lepas…
itu adalah persoalan ke dua, namun yang pasti saat
Allah tetapkan kita buat berdiri maka kita pasti akan berdiri di dalam kedaulatan Kuasa Nya yang besar dan Kuat
Ayub 42:2 (TB) "Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala
sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
Comments
Post a Comment