EXPOSISI Genesis 6 Verse 4 ( Raksasa The Nephilim )
Exposisi Kejadian 6 ayat 4
ASV Genesis 6:4 The Nephilim were in the earth in
those days, and also after that, when the sons of God came unto the daughters
of men, and they bare children to them: the same were the mighty men that were
of old, the men of renown. (Gen 6:4 ASV)
WTT Genesis 6:4 הַנְּפִלִ֞ים הָי֣וּ בָאָרֶץ֘ בַּיָּמִ֣ים
הָהֵם֒ וְגַ֣ם אַֽחֲרֵי־כֵ֗ן אֲשֶׁ֙ר יָבֹ֜אוּ בְּנֵ֤י הָֽאֱלֹהִים֙ אֶל־בְּנ֣וֹת
הָֽאָדָ֔ם וְיָלְד֖וּ לָהֶ֑ם הֵ֧מָּה הַגִּבֹּרִ֛ים אֲשֶׁ֥ר מֵעוֹלָ֖ם אַנְשֵׁ֥י
הַשֵּֽׁם׃ פ
(Gen 6:4 WTT)
“Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah
menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan
anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala,
orang-orang yang kenamaan”.
1) ‘orang-orang raksasa’.
KJV: ‘giants’ (= raksasa).
RSV/NIV/NASB: ‘the
Nephilim’ [ini bukan terjemahan
tetapi transliteration (menuliskan kata Ibraninya dengan huruf
Latin)].
Terjemahan ‘giants / raksasa’
ini timbul karena:
· diambil dari
Septuaginta / LXX (Perjanjian Lama yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa
Yunani) yang menterjemahkan GIGANTES.
· dihubungkan
dengan Bilangan 13:33 yang dalam versi
NIV menterjemahkan sebagai berikut: “We saw the Nephilim there (the descendants of Anak come from the Nephilim). We seemed like
grasshoppers in our own eyes, and we looked the same to them”“We saw the Nephilim
there (the descendants of Anak come
from the Nephilim). We seemed like grasshoppers in our own eyes,
and we looked the same to them” [= Kami melihat orang-orang Nephilim di sana (keturunan Anak datang / muncul dari orang Nephilim).
Kami
kelihatan seperti belalang dalam mata kami sendiri, dan kami
kelihatan sama bagi mereka].
Terjemahan ini memang menunjukkan bahwa orang
Nephilim itu pasti sangat besar / raksasa.
Tetapi ada kemungkinan penafsiran yang lain: Kata bahasa Ibrani NEPHILIM berasal dari akar kata NAPHAL
yang bisa berarti:
a) ‘to fall’ (= jatuh).
Mungkin semua orang yang bertemu
mereka jatuh tersungkur karena takut kepada mereka.
b) ‘to fall upon / to attack’ (= menyerang).
Jadi, NEPHILIM
berarti penyerang, bandit, perampok.
Kedua arti ini bisa digabungkan. Jadi, kata NEPHILIM
menunjuk kepada perampok-perampok yang ditakuti orang.
Penafsiran ini lebih cocok dengan
kontext dibandingkan dengan penafsiran di atas yang mengatakan bahwa NEPHILIM
adalah raksasa. Kontext
Kejadian 6 ini berbicara soal dosa
manusia secara moral. Kalau tahu-tahu ayat 4 ini berbicara tentang ukuran tubuh,
itu tidak sesuai dengan kontext atau tidak berhubungan
dengan kontext. Tetapi kalau NEPHILIM diartikan perampok, itu sesuai
dengan kontext.
2) ‘orang-orang gagah perkasa’ (ayat 4).
Ini menunjukan bahwa mereka adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan fisik atau kepandaian
berkelahi yang hebat.
3) ‘orang-orang kenamaan’.
Ini menunjukkan bahwa mereka terkenal karena jahatnya.
Jadi, arti ayat 4 seluruhnya ialah: pada waktu itu sudah ada perampok-perampok,
tetapi lalu dengan
adanya perkawinan campuran antara orang percaya dan orang tidak percaya,
lalu lahir lagi orang-orang yang sejenis dengan
perampok-perampok itu. Jadi, perkawinan campuran itu menyebabkan orang berdosa makin
banyak!
1. Apakah malaikat dan manusia bisa berhubungan badan? Menurut
pandangan tradisional dalam teologi Kristen, malaikat adalah makhluk
rohani dan tidak memiliki tubuh fisik seperti manusia. Karenanya, mereka tidak dianggap memiliki
kemampuan untuk melakukan hubungan fisik dengan manusia. Pandangan
ini didasarkan pada pemahaman bahwa malaikat, sebagai makhluk rohani, berada di
luar kemampuan biologis manusia (Heiser, 2015).
2. Siapakah anak-anak Allah yang dimaksud?
Terdapat dua interpretasi utama
tentang istilah "anak-anak Allah" dalam Kejadian 6:2-4:
- Pandangan Malaikat Jatuh:
Beberapa teolog dan penafsir Alkitab
menginterpretasikan "anak-anak Allah" sebagai malaikat jatuh yang
berhubungan dengan wanita manusia, menghasilkan keturunan raksasa (Nephilim).
Pandangan ini didasarkan pada literatur apokrif seperti Kitab Henokh, yang
mendetailkan interpretasi ini (Charlesworth, 1983).
- Pandangan Manusia Saleh:
Interpretasi lain menyatakan
bahwa "anak-anak Allah" merujuk pada keturunan Set, anak Adam yang
saleh, yang menikahi keturunan Kain yang dianggap jahat.
Dalam pandangan
ini, istilah tersebut digunakan secara metaforis untuk menunjukkan keturunan
yang saleh berhubungan dengan yang jahat, bukan dalam konteks harfiah antara
malaikat dan manusia (Mathews, 1996).
Referensi:
- Heiser, M. S. (2015). The Unseen
Realm: Recovering the Supernatural Worldview of the Bible. Lexham Press.
- Charlesworth, J. H. (1983). The Old
Testament Pseudepigrapha and the New Testament. Cambridge University Press.
- Mathews, K. A. (1996). Genesis
1-11:26, New American Commentary. B&H Publishing Group.
Comments
Post a Comment